Bagaimana Menjawab Pertanyaan "Berapa Gaji yang Anda Harapkan?" Saat Wawancara
Tahun 2010 saat saya mengikuti pekerjaan sebagai tentor bahasa Inggris di sebuah lembaga kursus bahasa Inggris bergengsi di Cibubur, ada pertanyaan "Berapa gaji yang Anda harapkan?". Karena saya merasa saya sangat layak untuk mendapatkan gaji yang tinggi, saya pun isi Rp. 5.000.000,-. Soal-soal yang diberikan pun sangat mudah sehingga saya selesai lebih dahulu.
Ketika keluar ruangan dan jawaban ujian saya serahkan ke receptionist, petugas receptionist berkata, "Seminggu lagi nanti dipanggil ya Pak, untuk interview bersama Mr. XXX, yang rambutnya pirang itu."
Seminggu saya tunggu tidak ada panggilan, lalu saya pun menelepon. Jawabannya mengejutkan saya, "Bapak lolos seleksi tes dengan skor tertinggi, tetapi gaji yang Bapak minta ketinggian, jadi mohon maaf Pak, Bapak tidak dipanggil." Kecewa!
Kemudian, akhir tahun 2010 saya pergi ke Semarang, dan mencari lowongan pekerjaan di koran, dan saya dapatkan sebuah informasi lowongan pekerjaan sebagai staf ekspor impor, dan saya memenuhi syarat meskipun belum pernah terjun ke dunia itu.
Setelah melalui tes berkali-kali, akhirnya awal Januari 2011 saya dipanggil dan interview langsung dengan direktur. Saat itu beliau bilang, "Gaji Anda Rp. 900.000,-, Take home pay. UMR Kota Semarang 800 ribu lebih."
Terkejut. Bagaimana saya bisa hidup dengan uang segitu. Saya pun diam. Dan beliau pun berkata, "Anda ini peragu ya?"
Saya jawab, "Bukan masalah ragu atau tidak ragu Pak, tetapi Rp. 900 ribu itu kurang," jawab saya.
Beliau pun menjawab, "Lho itu bukan urusan saya,"
Akhirnya disepakati gaji Rp. 1 juta untuk 4 bulan pertama. Dan mulai bekerja dua hari kemudian.
Akan tetapi, apakah memang demikian jika di sebuah wawancara ada pertanyaan "Berapa gaji yang Anda harapkan?" Apakah itu bukan pertanyaan menjebak? Lalu bagaimana menjawabnya agar tidak seperti yang saya alami di contoh kasus pertama?
Baik pertanyaan itu merupakan form kosong yang harus diisi di lamaran kerja online ataupun pertanyaan langsung, apa yang seharusnya lakukan?
Beberapa pelatih karir dan rekruter top dunia memberikan tips seputar bola kurva ini.
Pertimbangkan Ketika Pertanyaan Itu Muncul
Sebagian manajer HRD menggunakan pertanyaan gaji yang diharapkan sebagai taktik screening. Beberapa di antaranya mengharuskan Anda menyebutkan bayaran Anda di surat lamaran kerja ataupun lamaran online untuk dipertimbangkan bagi posisi yang Anda lamar. Dalam hal ini, katakan saja sejujurnya.
Tentu saja, dengan transparan tentang gaji Anda sekarang dan gaji yang Anda harapkan akan dijadikan penyaring dalam proses interview jika gaji yang Anda harapkan terlalu tinggi. Dan lagi, jika harapan Anda dan gaji yang sebenarnya dari pekerjaan itu terpaut jauh, Anda hanya akan mengulur waktu saja. Ada baiknya Anda tahu jika Anda mengharapkan gaji yang terlalu tinggi.
Anda bisa bisa memberikan ruang untuk negosiasi tentang kompensasi total ini. Dengan ini Anda mungkin akan lebih besar peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan itu meskipun gaji yang akan Anda dapatkan lebih rendah dari yang Anda inginkan.
Bagaimana jika berbohong? Anda mungkin terdorong untuk berbohong tentang sebenarnya gaji Anda, tetapi calon bos Anda bisa dengan mudah mencari tahu berapa gaji Anda di pekerjaan sebelumnya. Jangan buat diri Anda sendiri tidak akan ditindaklanjuti untuk interview lanjutan jika calon bos Anda tahu bahwa Anda berbohong.
Ketika Anda mendapatkan pertanyaan seperti itu dalam wawancara langsung, cobalah Anda mengelak dengan cara yang indah. Alyssa Best, seorang pelatih karir dari Washington DC menganjurkan kata-kata ini, "Itu pertanyaan bagus, tetapi pada saat ini, saya lebih tertarik untuk belajar lebih tentang posisi yang Anda tawarkan dan membahas bagaimana saya menjadi aset terbaik bagi perusahaan Anda."
Kadang pernyataan seperti itu manjur, tetapi kadang juga tidak. Meskipun itu bukan elakan yang efektif, tetapi Anda akan menunjukkan kepada calon bos Anda bahwa Anda bekerja itu bukan hanya semata-mata uang.
Langkah berikutnya adalah hindari pembahasan masalah gaji. "Pernyataan berikutnya bisa seperti ini, 'Saya akan sampaikan kisarannya, tetapi itu bukan mutlak. Saya cari yang terbaik.'" kata Mary Ann Gontin, manajer kemitraan perusahaan layanan karir OI Partners. Sekali lagi, Anda ingin menekankan kembali betapa Anda lebih peduli kepada pekerjaan.
Langsung saja ke poinnya dengan pernyataan seperti ini, "Sekarang saya berpenghasilan Rp. 600 juta setahun, dan saya ingin mendapatkan 10% sampai 15% lebih tinggi dari itu."
Strateginya cukup berbeda ketika Anda berhadapan dengan rekruter bukan calon bos Anda langsung. Sebagian besar rekruter telah menentukan kisaran gaji yang sudah mereka dapatkan dari calon bos Anda dan akan melewatkan calon karyawan yang tidak sesuai dengan kriteria.
"Saya pun akan jujur seperti Anda karena karena itu akan mempercepat proses. Jika Anda pas dengan rentang gaji yang ditawarkan, maka rekruter pun akan memperjuangkan Anda. Tetapi Anda juga tidak ingin membuat jengkel rekruter," kata Ben Long, kepala Travaille Executive Search. Sebaliknya jika selaras dengan rekruter akan membuat Anda dalam jangkauan rekruter ketika ada peluang yang sesuai dengan persyaratan gaji Anda.
Mengetahui Kisarannya
Lakukan sedikit riset. Dengan menelusuri Google, bertanya ke teman-teman atau langsung bertanya kepada orang HRD atau rekruter sebelum interview, Anda bisa mengetahui kisaran gaji dari calon pekerjaan Anda.
"Sebaiknya saat menghadiri interview Anda mengetahui terlebih dahulu tingkat gaji rata-rata untuk pekerjaan itu," kata Best. Bagaimana jika kisaran gajinya terlalu rendah, tetapi Anda suka dengan posisinya atau dengan bosnya? Gontin menganjurkan pelamar untuk tetap mengikuti proses interview.
Lalu apa alasannya? Masih ada ruang untuk menegosiasikan interview akhir Anda, sebelum tawaran resmi diberikan. Dan jika Anda setuju saat interview dan tahu bahwa calon bos Anda mengerikan, atau impian untuk bekerja di tempat itu, maka uang bukanlah masalah besar.
Lakukan Kesepakatan
Tempat untuk meningkatkan gaji Anda untuk pekerjaan baru adalah saat tawaran kerja diterima. Banyak calon karyawan yang keliru dengan meminta sebelum perusahaan menanyakan. "Tujuan utamanya bukanlah ke situ dan menjadi keras kepala, jika Anda merasa cukup beruntung bisa sampai ke hadapan mereka, Anda ingin tetap melihat pintu terbuka sehingga mereka bisa melihat betapa Anda itu orang yang menyenangkan," kata Gontin. "Kemudian, setelah interview, Anda ada posisi yang lebih baik untuk bernegosiasi."
Pasatikan untuk menjelaskan riwayat gaji Anda dan posisikan pada posisi yang tepat. Sebagai contoh, Long merekomendasikan calon karyawan untuk berkata, "Sekarang saya digaji sekian, tapi saya minta akan ditinjau ulang dua bulan yang akan datang, dan gaji saya akan menjadi sekian nantinya."
Dan ingat bahwa gaji hanyalah komponen dari sebuah pekerjaan besar. "Anda bisa menemui bos dan berkata, 'Saya telah mendapatkan informasi yang sangat bagus, gajinya sesuai dengan peraturan pemerintah nomor sekian, jarak dari rumahku sekitar satu mil, atau pekerjaan ini akan menjadi perkembagnan karirku,'" kata Gontin, "Orang harus melihat gambaran yang lebih besar."
Saran terakhir dari para profesional karir? Jangan memperjuangkan gaji yang Anda inginkan kecuali jika perusahaan itu adalah tempat di mana Anda ingin bekerja. Karena, itu hanya akan membuang-buang energi saja.
Jadi kesimpulannya? Harus pinter-pinter menjawab ya. Jangan menjawab seperti kata-kata yang mungkin sering diajarkan oleh sebagian orang sebagai wujud sopan santun, "Saya sih ikut standar perusahaan sini saja." Kalau standar perusahaannya jauh di bawah harapan? Anda nanti kecewa.
Selamat dan sukses ya!