Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menghadapi dan Bekerja dengan Atasan yang Bersifat Kekanak-Kanakan

Dalam dunia kerja, kita seringkali dihadapkan dengan atasan yang galak, yang pemarah, yang mudah ngambek, yang malas, dan juga yang kekanak-kanakan. Ada cara yang berbeda untuk menghadapi satu jenis atasan dengan jenis atasan yang lain. 

Dalam artikel kali ini, akan diuraikan cara bekerjasama dengan atasan yang bersifat kekanak-kanakan. 

Menurut Vince Molinaro, salah satu ahli manajemen yang sudah 10 tahun menulis artikel seputar kepemimpinan, salah satu tipe kepemimpinan yang ia jelaskan adalah pemimpin kekanan-kanakan. Tipe pemimpin seperti adalah adalah orang-orang yang tidak dewasa, kekanak-kanakan, yang menggunakan pakaian kerja dan duduk di kantor-kantor. Vince berkata, "Mereka memiliki kedewasaan emosi anak usia dua tahun, jadi jika mereka tidak dapat melakukan kebiasaannya itu, mereka akan marah."

Tidak ada berita baik jika Anda bekerja untuk pemimpin seperti ini. Seperti halnya seorang anak, Anda tidak akan pernah cukup tahu apa yang ia harapkan. Hal terbodoh yang bisa dilakukan adalah membiarkan saja hingga ia tenang, dan Anda tidak dapat melakukan apapun selama proses menunggu ia tenang. Kabar baiknya adalah bahwa para orang tua telah mengatasi anak-anak usia 2 tahun yang kacau ini sehingga kita bisa meminjam beberapa trik mereka untuk diaplikasian ketika menghadapi bos usia 2 tahun ini.

Dan berikut trik-trik yang diajarkan oleh Vince Molinaro:

1. Abaikan


Untungnya anak-anakku tidak melakukan hal itu di supermarket (Anda tahu anak-anak itu bisa berguling-guling di lantai, menendang-nendang, dan teriak-teriak) namun saya selalu bangga menjadi orang tua yang merespon dengan cara mengalihkan untuk memperhatikan mereka pada merk tuna mana yang ingin saya beli. Jika atasan Anda sedang ngambek, tandai. Tetap tenang. Ingat bahwa ledakan kemarahannya adalah cerminan dari atasan Anda, bukan Anda. Anda tidak perlu malu dengan perilaku atasan Anda!


Jika Anda berkesempatan untuk bangkit dan meninggalkan situasi itu tanpa disalahkan, tanpa dihukum, ataupun dipecat, maka beralihlah. Jika Anda tidak dapat beralih secara fisik, maka beralihlah secara mental.  Hal itu akan membuat Anda terbebas secara psikologis, cobalah untuk mempelajari waktu-waktu ia marah. Atau buat skema pengelompokkannya untuk menandai dengan episode yang berbeda, misal episode 1, 2, 3, dan seterusnya. Tujuannya bukanlah untuk dibagikan atau untuk melawan atasan Anda, tetapi untuk membuat diri Anda sendiri tenang dan agar Anda bisa melewati saat bos Anda teriak-teriak marah.

2. Cari dukungan lain

Ketika saya sedang membesarkan anak-anak saya yang berusia 2 tahun, saya mendapatkan kenyamanan berkomitmen dengan orang lain dalam perahu yang sama. Sama halnya ketika memiliki atasan yang kekanak-kanakan, atau bos yang sadis. Penting bagi Anda untuk menemukan kewarasan dan dukungan dari yang lain.

Kabar baiknya jika bekerja dengan atasan macam ini adalah bahwa sebagian besar orang melihat perilaku buruknya dan tahu bahwa Anda berlawanan. Temukan penghibur dari mitra tim Anda dan gunakan bos Anda sebagai pemakluman untuk mendapatkan sinkronisasi dengan yang lain.

Ada sejumlah alasan baik untuk meraih dukungan pemimpin lain atas tim Anda: pertama Anda dapat memvalidasi instruksi yang Anda dapatkan dan cermati apakah mereka memberikan menghasilkan apa yang orang lain harapkan. Kedua, Anda bisa meminta pelatihan bagaimana caranya bekerja secara efektif dengan atasan Anda. Ini bisa menghasilkan beberapa trik tetapi juga membuat orang lain mengerti masalahnya. 

3. Dokumentasikan semuanya 

Seperti halnya anak-anak usia 2 tahun, para atasan yang kekanak-kanakan cenderung sangat emosionnal. Ini berarti ingatan mereka kurang baik. Namun, tidak seperti halnya ketika berhubungan dengan anak-anak usia dua tahun, ketika menghadapi bos seperti ini, Anda sebaiknya mendokumentasikan apapun. Ketika mendapatkan keputusan atau arahan dari atasan yang kekanak-kanakan, segera embali ke meja kerja Anda, dan coret-coret di email yang mendeskripsikan perintah-perintah atasan Anda ketika Anda mendengarnya. Jika memungkinkan, tanyakan kepastiannya apakah yang Anda dengar itu benar. 

"Hanya ingin memastikan. Kita menyetujui x, y, dan z. Ada yang terlewat?"

Jika suatu saat ketika Anda ditanyakan, lihat kembali email Anda. "Saya paham dari diskusi kita bahwa orderan kita adalah x, y, dan z. Apa yang menyebabkan prioritas-prioritas itu diganti?". Mungkin Anda akan kena semprot, sehingga Anda perlu mengantisipasinya dengan Episode 3 untuk mentralisir dampaknya pada Anda. 

Bekerja dengan atasan yang bersifat kekanak-kanakan itu melelahkan dan bisa bertahan untu jangka waktu yang singkat. Jika Anda tidak melihat peluang adanya harapan masa depan yang baik, Anda perlu mengambil keputusan serius akan karir Anda dan kesehatan Anda. Untuk jangka pendek, rahasianya adalah memilah dan tidak membiarkan perilaku atasan Anda yang kacau itu berdampak pada rasa percaya diri Anda. Dan sekali lagi, amarah yang meledak-ledak itu adalah refleksi atasan Anda bukan Anda. 

Selamat mencoba jika Anda memiliki atasan yang kekanak-kanakan ya.